Powered By Blogger

Kamis, 27 November 2025

 

Penggunaan Imbuhan dalam Bahasa Indonesia: Lengkap untuk Pembelajaran

Imbuhan atau afiks adalah bagian penting dalam tata bahasa Indonesia yang berfungsi membentuk kata baru, mengubah makna kata dasar, serta menentukan kelas kata. Dalam pembelajaran di sekolah, pemahaman tentang imbuhan sangat penting karena berkaitan dengan penulisan, pemaknaan teks, dan kemampuan menyusun kalimat efektif.

1. Pengertian Imbuhan

Imbuhan adalah bentuk terikat yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada kata dasar. Proses pengimbuhan disebut afiksasi. Dengan imbuhan, makna kata dapat berubah atau menjadi lebih spesifik.

Contoh:
kata dasar warnaberwarna, pewarna, keberagaman warna.

2. Jenis-Jenis Imbuhan dan Contohnya

a. Prefiks (Imbuhan Awalan)

Awalan ditempatkan di depan kata dasar.

Awalan

Contoh Kata

Makna

me-

memasak, mengemas, menulis

melakukan suatu tindakan

di-

dibaca, ditutup

dikenai suatu tindakan

ber-

berlari, bermain

melakukan aktivitas

ter-

terbesar, terpukul

paling / tidak sengaja

se-

sebiji, setahun

satu / sama

 

b. Sufiks (Imbuhan Akhiran)

Akhiran

Contoh Kata

Fungsi

-an

makanan, minuman

hasil atau benda

-kan

nyalakan, sampaikan

menyebabkan / melakukan sesuatu untuk orang lain

-i

penuhi, tandai

memberi tindakan pada objek atau tempat

 

c. Infiks (Sisipan)

Diletakkan di tengah kata dasar, kini jarang dipakai.

  • -el-geletar, gelembung
  • -em-gemetar, gemilang
  • -er-gerigi, seruling

 

d. Konfiks (Awalan dan Akhiran Sekaligus)

Konfiks

Contoh Kata

Makna

ke- … -an

kecantikan, kesalahan

sifat, keadaan

pe- … -an

pekerjaan, pelajaran

kegiatan, hasil

per- … -an

pertemuan, perawatan

proses / kumpulan

ber- … -an

berlarian, berjatuhan

tindakan jamak / berulang

 

3. Aturan Penting dalam Penggunaan Imbuhan

a. Penyesuaian Bentuk Awalan (Asimilasi Fonologis)

Awalan me- berubah bentuk sesuai huruf awal kata dasar.

  • me- + pukul → memukul
  • me- + sapu → menyapu
  • me- + baca → membaca
  • me- + kirim → mengirim

b. Membedakan Imbuhan dan Kata Depan

1. di- sebagai imbuhan

→ ditulis digabung

  • ditulis
  • dipakai
  • dibuka

2. di sebagai kata depan

→ ditulis terpisah

  • di rumah
  • di kelas
  • di sekolah

Hal yang sama berlaku untuk ke dan ke-, serta se dan se-.

c. Aturan Akhiran -i dan -kan

Kesalahan umum yang sering terjadi:

  • -i digunakan untuk tindakan mengenai objek atau tempat.
    Contoh: warnai gambar itu, isi botolnya.
  • -kan digunakan untuk membuat, menyuruh, atau memindahkan.
    Contoh: nyalakan lampu, siapkan buku itu.

4. Contoh Kalimat Penggunaan Imbuhan

  1. Guru sedang menjelaskan materi tentang iklim.
  2. Siswa diminta menandai kata penting pada teks.
  3. Pihak sekolah mengadakan upacara bendera setiap Senin.
  4. Mereka berkumpul di aula untuk mendengarkan pengumuman.
  5. Semua murid wajib menjaga kebersihan kelas.

5. Soal Latihan Penggunaan Imbuhan

A. Pilihan Ganda

Pilih jawaban yang paling tepat!

  1. Kata berimbuhan yang tepat untuk kalimat berikut adalah:
    “Ibu sedang … makanan untuk keluarga.”
    a. memasak
    b. dimasak
    c. masakan
    d. memasakan
  2. Manakah kata yang menggunakan di sebagai kata depan?
    a. ditulis
    b. dibeli
    c. diambil
    d. di pasar
  3. Kata berimbuhan yang benar adalah…
    a. meng nyala kan
    b. menyalakan
    c. menyala kan
    d. menyala-kan

B. Isilah titik-titik di bawah ini!

  1. Siswa diminta … jawaban pada kolom yang tersedia.
  2. Ayah sedang … motor di garasi.
  3. Mereka … ke rumah nenek pada hari Minggu.
  4. Pekerjaan itu harus kamu … sebelum sore.

 

C. Ubah kata dasar berikut menjadi kata berimbuhan yang tepat!

  1. tulis → …
  2. jaga → …
  3. warna → …
  4. bicara → …
  5. belajar → …

 

Rabu, 26 November 2025

 

Tata Bahasa Indonesia: Pengertian, Unsur Utama, dan Contoh Penerapannya

Tata bahasa adalah dasar dari keterampilan berbahasa yang baik dan benar. Dalam komunikasi tertulis maupun lisan, penggunaan tata bahasa yang tepat membantu penyampaian pesan menjadi lebih jelas, runtut, dan tidak menimbulkan salah tafsir. Di Indonesia, tata bahasa mengacu pada aturan baku yang digunakan sebagai pedoman dalam penulisan, pembelajaran, hingga penyusunan karya ilmiah.


1. Pengertian Tata Bahasa Indonesia

Tata bahasa Indonesia adalah aturan yang mengatur struktur dan susunan bahasa, meliputi cara membentuk kata, menyusun kalimat, serta hubungan antarkalimat. Tata bahasa berfungsi memastikan bahwa setiap kalimat memiliki makna yang logis dan mudah dipahami.

Secara garis besar, tata bahasa mencakup dua bidang utama:

  • morfologi (pembentukan kata),

  • sintaksis (susunan dan hubungan antarkata dalam kalimat).


2. Morfologi: Pembentukan dan Perubahan Kata

Morfologi mempelajari proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.

a. Imbuhan (Afiksasi)

Imbuhan dapat berupa:

  • awalan: me-, di-, ke-, pe-

  • akhiran: -kan, -an, -i

  • sisipan: -el-, -er-, -em-

  • gabungan awalan-akhiran: ke- -an, pe- -an

Contoh:

  • menulis, dibawa, pekerjaan, kecantikan

b. Reduplikasi (Pengulangan)

Pengulangan kata untuk menyatakan jamak, intensitas, atau variasi makna.
Contoh:

  • buku-buku, berjalan-jalan, sayur-mayur

c. Pemajemukan (Kata Majemuk)

Gabungan dua kata yang membentuk makna baru.
Contoh:

  • kambing hitam, rumah sakit, meja belajar


3. Sintaksis: Susunan Kalimat yang Benar

Sintaksis mengatur hubungan antarkata dalam suatu kalimat.

a. Unsur Kalimat

Kalimat baku umumnya memiliki struktur:

  • Subjek (S)

  • Predikat (P)

  • Objek (O)

  • Keterangan (K)

Contoh:

Siswa (S) membaca (P) buku pelajaran (O) di kelas (K).

b. Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi

  • Kalimat berita (deklaratif): Ibu sedang memasak.

  • Kalimat tanya (interogatif): Di mana kamu tinggal?

  • Kalimat perintah (imperatif): Tolong tutup pintunya.

c. Kalimat Efektif

Ciri-ciri kalimat efektif:

  • jelas dan tidak bertele-tele,

  • sesuai kaidah SPOK,

  • tidak menimbulkan makna ganda,

  • menggunakan pilihan kata baku.

Contoh salah:

Para siswa-siswa mengikuti lomba.

Perbaikan:

Para siswa mengikuti lomba.


4. Hubungan Antarparagraf dan Kohesi

Dalam penulisan, tata bahasa juga berhubungan dengan keterpaduan paragraf.

a. Kohesi

Keterkaitan bentuk antar kalimat, misalnya penggunaan:

  • konjungsi (dan, tetapi, karena, sehingga),

  • kata ganti (dia, mereka, ini, itu).

b. Koherensi

Keterkaitan makna agar alur tulisan logis dan runtut.

Contoh konjungsi:

  • sebab–akibat: karena, sehingga

  • perbandingan: seperti, sebagaimana

  • pertentangan: namun, tetapi


5. Pentingnya Memahami Tata Bahasa

Menguasai tata bahasa memberikan banyak manfaat, seperti:

  • meningkatkan kemampuan menulis yang benar dan terstruktur,

  • mempermudah pemahaman pembaca,

  • mendukung komunikasi profesional,

  • membantu penyusunan karya ilmiah,

  • menjaga mutu bahasa Indonesia.

Dalam era digital, penggunaan tata bahasa yang baik di media sosial, blog, maupun konten edukatif menjadi penanda literasi dan kredibilitas penulis.


6. Penutup

Tata bahasa merupakan pondasi penting dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Dengan memahami morfologi, sintaksis, serta penerapan kalimat efektif, penutur dapat menyusun kalimat yang jelas, logis, dan sesuai kaidah. Konsistensi dalam menggunakan tata bahasa yang benar tidak hanya memperindah tulisan, tetapi juga menjaga kelestarian bahasa sebagai identitas bangsa.

 

Ejaan Bahasa Indonesia: Pengertian, Aturan, dan Contoh Penggunaannya

Dalam penulisan bahasa Indonesia, penggunaan ejaan yang tepat sangat penting agar pesan tersampaikan dengan jelas dan tidak menimbulkan salah tafsir. Banyak orang masih mengabaikan kaidah ejaan, terutama di media sosial maupun penulisan informal. Padahal, ejaan merupakan dasar dari penulisan yang baik dan benar. 


1. Pengertian Ejaan dalam Bahasa Indonesia

Ejaan adalah aturan mengenai cara menuliskan bahasa menggunakan huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca. Di Indonesia, pedoman resmi ejaan mengacu pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Aturan ini membantu menyamakan penulisan sehingga mudah dipahami oleh semua pembaca, baik dalam konteks akademik, profesional, maupun keseharian.


2. Aturan Dasar Ejaan Menurut PUEBI

Berikut beberapa aturan penting dalam ejaan bahasa Indonesia:

a. Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan pada:

  • awal kalimat,

  • nama orang, tempat, dan lembaga,

  • nama bulan, hari, serta gelar yang diikuti nama.

Contoh:

  • Anita pergi ke Jakarta.

  • Hari Senin kami melakukan rapat.

b. Penulisan Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah jika menunjukkan tempat.

Contoh:

  • di rumah, ke sekolah
    Namun, jika berupa imbuhan, ditulis serangkai:

  • dibawa, kesalahan

c. Penulisan Gabungan Kata

Gabungan kata (kata majemuk) umumnya ditulis terpisah.

Contoh:

  • rumah sakit, alat tulis

Tetapi beberapa sudah menjadi bentuk baku dan ditulis serangkai:

  • antarbangsa, manakala

d. Penulisan Singkatan

Singkatan dibagi menjadi:

  • gelar (ditulis dengan titik): Dr., S.Pd., M.Pd.

  • satuan ukur (tanpa titik): kg, cm, L

  • akronim nama lembaga ditulis kapital: UNESCO, KPU


3. Penggunaan Tanda Baca yang Tepat

Tanda baca adalah bagian dari ejaan yang membantu memperjelas makna kalimat.

Beberapa aturan penting antara lain:

  • titik (.) untuk mengakhiri kalimat berita
    Contoh: Kami sudah selesai belajar.

  • koma (,) untuk memisahkan unsur sejenis atau anak kalimat
    Contoh: Ayah membeli sayur, buah, dan roti.

  • tanda titik dua (:) sebelum daftar atau penjelasan
    Contoh: Bawa perlengkapan berikut: buku, pulpen, dan penggaris.

Kesalahan tanda baca sering membuat kalimat ambigu atau sulit dipahami.


4. Kenapa Ejaan Itu Penting?

Menguasai ejaan memberikan banyak manfaat, antara lain:

  • meningkatkan kualitas tulisan,

  • memudahkan pembaca memahami maksud,

  • menunjukkan profesionalitas,

  • menjaga standar bahasa Indonesia.

Dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, penulisan yang mengikuti ejaan baku sering menjadi penilaian penting karena mencerminkan ketelitian dan kemampuan komunikasi.


5. Penutup

Ejaan bukan sekadar aturan penulisan, tetapi juga bagian penting untuk membangun komunikasi yang efektif. Dengan memahami pedoman ejaan, terutama yang tercantum dalam PUEBI, kita dapat menulis dengan lebih jelas, rapi, dan sesuai kaidah bahasa Indonesia. Membiasakan diri menggunakan ejaan yang benar akan membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, baik dalam penulisan formal maupun informal.

Selasa, 18 November 2025

Penggunaan Tanda Baca

 

Mengatur Napas dan Makna dalam Tulisan

        Tanda baca sering dianggap remeh, padahal ia adalah 'rambu-rambu lalu lintas' dalam dunia tulisan. Sama seperti tidak adanya rambu di persimpangan bisa menyebabkan kekacauan, penggunaan tanda baca yang salah dapat mengubah makna kalimat, bahkan membuatnya sama sekali tidak dapat dipahami.

        Jika Anda ingin tulisan Anda profesional, jelas, dan mudah dicerna, menguasai tanda baca adalah keharusan. Artikel ini akan membahas tiga tanda baca paling fundamental dan sering disalahgunakan: koma (,), titik (.), dan titik koma (;).


1. Titik (.) – Si Penutup Kalimat

Titik adalah tanda baca paling sederhana dan paling sering digunakan. Fungsinya utama adalah mengakhiri kalimat berita atau pernyataan lengkap yang bukan pertanyaan atau seruan.

📌 Aturan Kunci:

  • Akhir Kalimat: Digunakan di akhir kalimat deklaratif atau imperatif tak langsung.

    Contoh: Kami akan segera merilis laporan tahunan.

  • Singkatan dan Gelar: Digunakan pada singkatan nama, gelar, dan sapaan.

    Contoh: A.H. Nasution, Prof. Dr.

  • Angka dan Daftar: Tidak digunakan untuk memisahkan jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu (gunakan titik dua) dan tidak digunakan di akhir judul atau subjudul.

    Salah: Pukul 10.30 WIB.

    Benar: Pukul 10:30 WIB.


2. Koma (,) – Jeda Singkat yang Krusial

Koma berfungsi sebagai jeda pendek. Penggunaan koma yang tepat sangat penting untuk menjaga alur dan mencegah ambiguitas (makna ganda).

📌 Aturan Kunci:

  • Pemerincian/Perincian: Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian atau daftar yang terdiri atas tiga unsur atau lebih.

    Contoh: Kami membeli beras, gula, minyak goreng, dan telur.

  • Kata Penghubung Antarkalimat: Digunakan sebelum kata penghubung antarkalimat (konjungsi) seperti tetapi, melainkan, atau sedangkan.

    Contoh: Dia memang pintar, tetapi dia malas belajar.

  • Anak Kalimat Mendahului Induk Kalimat: Jika anak kalimat (klausa bawahan) mendahului induk kalimat (klausa utama), koma harus digunakan.

    Contoh: Karena harga BBM naik, banyak masyarakat keberatan.

    Catatan: Jika induk kalimat di depan, koma tidak diperlukan. (Banyak masyarakat keberatan karena harga BBM naik.)

  • Pemisah Sapaan: Memisahkan petikan langsung dari bagian lain kalimat, serta memisahkan nama orang dari gelar akademik.

    Contoh: "Kapan kita berangkat," tanya Ibu.

    Contoh: Fitriani, M.Kom.


3. Titik Koma (;) – Jembatan Kalimat Sejajar

Titik koma adalah tanda baca yang berada di antara koma dan titik. Ia mengindikasikan jeda yang lebih lama dari koma, tetapi lebih pendek dari titik.

📌 Aturan Kunci:

  • Memisahkan Klausa Sejajar: Digunakan untuk memisahkan klausa-klausa yang setara dalam satu kalimat majemuk setara, terutama jika klausa-klausa tersebut sudah mengandung koma. Fungsinya menggantikan konjungsi seperti dan atau lalu.

    Contoh: Ayah bekerja keras setiap hari**;** ibu mengurus rumah tangga dengan sabar.

  • Mengganti Koma dalam Perincian: Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian perincian yang sudah menggunakan koma. Ini sering terjadi dalam daftar kompleks.

    Contoh: Syarat-syarat pendaftaran adalah: membawa ijazah SMA, fotokopi, dan legalisasi**;** surat keterangan sehat dari dokter**;** dan pasfoto berwarna 3x4.


⚠️ Kesalahan Fatal Penggunaan Tanda Baca (Ambiguitas)

Kesalahan tanda baca bukan sekadar masalah estetika, tapi masalah makna.

KesalahanKalimat Tanpa Tanda BacaMakna Asli (Benar)
KomaBudi istri saya tahu banyak.Budi dan istri saya tahu banyak.
BenarBudi, istri saya tahu banyak.Budi, istri saya yang tahu banyak.
TitikKami berangkat pukul 10.00.Kami berangkat pukul 10.00 (Sepuluh Nol Nol).
SalahKami berangkat pukul 10:00.Kami berangkat pukul 10 (Sepuluh).

Minggu, 01 Juli 2012

Fonologi Bahasa Indonesia


Mata kuliah Fonologi bertujuan menguraikan ilmu bunyi bahasa, sehingga setelah mahasiswa mempelajari mata kuliah ini, mereka diharapkan memperoleh dasar -dasar ilmu bunyi bahasa dengan mengetahui bagaimana mengucapkannya serta mengetahui hubungan antarsatuan bunyi bahasa.
Fonetik, yaitu suatu bidang ilmu bunyi bahasa yang memberikan penjelasan bunyi bahasa secara fisik, seperti bagaimana alat-alat ucapnya serta penggolongan bunyi bahasa
meliputi tidak hanya vokoid saja, tetapi juga kontoid dan semivokal. Ketiga istilah ini merupakan istilah penting dalam penggolongan bunyi bahasa.
Fonemik, yaitu suatu bidang ilmu bunyi bahasa yang menguraikan satuan bunyi bahasa bernama fonem.
Hakikat Fonologi
Linguistik yang objeknya bahasa, terbagi atas bidang-bidang bawahan.
1. Fonologi sebagai subdisiplin linguistik menetapkan objek kajiannya adalah unsur  bahasa yang terkecil atau bunyi bahasa.
2. Sebagai suatu subdisiplin linguistik, fonologi memiliki dua cakupan, yaitu             cakupan dalam arti yang luas dan arti yang sempit.
3. Dalam arti luas, fonologi mencakup bunyi-bunyi bahasa secara umum baik
    bunyi-bunyi umum atau bunyi-bunyi pembeda makna. Dalam arti luas fonologi     mencakup kajian fonetik dan fonemik. Dalam arti sempit, fonologi mengkaji bunyi- bunyi bahasa yang berfungsi pembeda makna.
4. Sebagai suatu ilmu, fonologi mendasarkan kegiatannya pada pikiran-pikiran         tentang  bunyi bahasa (premis-premis) dan pernyataan landasan kerja yang disebut dengan hipotesis kerja
Dasar-dasar Fonologi
1. Beberapa pendekatan atau pandangan terhadap ujaran menjadi dasar bagi studi fonologi.
2. Dasar-dasar fonologi dibedakan atas dasar-dasar fonetik dan dasar-dasar             fonemik.
3. Dasar-dasar fonetik mencakup jenis fonetik, alat bicara, terjadinya bunyi               bahasa (tonasi) dan klasifikasi bunyi bahasa.
4. Penjenisan fonetik didasarkan adanya tiga pandangan terhadap ujaran yaitu:
    a. Ujaran dipandang sebagai hasil produksi bunyi bahasa yang melibatkan alat         ucap (anatomi dan fisiologi). Hal ini yang mendasari adanya fonetik                     artikulatoris.
    b. Ujaran dipandang sebagai gejala fisik yang berupa gelombang bunyi, yang           menjadi dasar adanya fonetik akustik.
    c. Gelombang-gelombang bunyi itu diterima oleh pendengar, dipahami dan              ditafsirkan maknanya. Hal ini menjadi dasar adanya fonetik auditoris.
5. Ujaran dipandang selesai suatu organisasi bunyi bahasa yang bermakna, hal inilah yang mendasari kajian fonemik (fonologi dalam arti sempit).
6. Dasar-dasar fonemik mencakup: fonem, identifikasi fonem, klasifikasi fonem,       khasanah fonem.
7. Identifikasi fonem untuk menentukan status bunyi apakah membedakan makna atau tidak, melalui kata-kata yang mirip.
8. Khasanah fonem atau inventarisasi fonem suatu bahasa adalah jumlah suatu fonem yang ada dalam suatu bahasa, yang didasarkan pada klasifikasi vokal dan konsonan.

Sabtu, 30 Juni 2012

Kata Serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Dilihat dari tarap penyerapannya ada 3 macam kata serapan. Yaitu:
1.       Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam Indonesia. Kata-kata ini sudah lazim   dieja secara Indonesia,sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata sabar, sirsak, iklan,perlu, hadir, badan, waktu, botol, dan ember.
2.       Kata-kata yang masih asing,tetapi digunakan dalam konteks Bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock,knock out,time out,check in,door to door.
3.       Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat keinternasionalannya,seperti istilah-istilah music andante, moderate, adagio, dan sebagainya.
4.       Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan,ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Dan hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu),komisi (commission),psikologi (psychology),dan fase (phase).
Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia besar sekali. Pengaruh ini tidak hanya meliputi pemungutan kata-kata, tetapi juga meliputi struktur baik struktur morfologi ataupun sitaksis. Banyak sekali kata-kata ingris dipakai disamping kata-kata Indonesia yang searti dengan kata-kata itu. Dengan perkataan lain kata itu diIndonesiakan.


Adapun beberapa contoh kesalahan kata serapan antara lain :
Produktip
Produktif
Aktip
Aktif
Deskriptip
Deskriptif
Objektip
Objektif
Demonstratip
Demonstratif

            Dalam bahasa Indonesia, kedua bentuk kata di dalam kolom tersebut merupakan dua bentuk yang dipakai sama-sama oleh masyarakat pemakai bahasa mewakili satu makna. Dalam pedoman EYD, kata serapan dari bahasa Inggris yang berakhir –if yang diganti dengan –ip dalam kaidah bahasa Indonesia bukanlah bentuk-bentuk yang baku.

Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan

Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1.      Aa menjadi a                                
Paal
pal
Octaaf
oktaf

2.      ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
aerob
aerodynamics
aerodinamika

3.      ae menjadi e jika bervariasi dengan e
haemoglobin
hemoglobin
haematite
hematif

4.      ai tetap ai
trailer
trailer
caisson
kaison

5.      au tetap au
audiogram
audiogram
hydraulic
hidralik

6.      c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
cubic
kubik
crystal
kristal
coupe
kup
calomel
kalomel

7.      c di muka e, i, dan y menjadi s
central
sentral
cent
sen
circulation
sirkulasi

8.      cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accommodation
akomodasi
acclamation
aklamasi

9.      cc di muka e dan i menjadi ks
accent
aksen
vaccine
vaksin

10.  ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k                
saccharin
sakarin

11.  ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
echelon
eselon
machine
mesin

12.  ch, yang lafalnya c menjadi c
china
cina
check
cek

13.  c (Sansekerta) menjadi s
cabda
sabda
castra
sastra

14.  e dan ee menjadi e
system
system
apotheek
apotek

15.  ea tetap ea
idealist
idealis



 Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing

Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:
1)  -ive –if menjadi if
Deskriptive,  deskriptief
Deskriptif
Demonstrative,  demonstratief
Demonstratif

2)      -aat menjadi –at
Advokaat
advokat

3)      -age menjadi –ase
Percentage
persentase

4)      -air, -ary menjadi –er
Primair, primary
primer

5)      -ant menjadi –an
Informant
informan

  Penggunaan Imbuhan dalam Bahasa Indonesia: Lengkap untuk Pembelajaran Imbuhan atau afiks adalah bagian penting dalam tata bahasa Indone...